, ,

Insiden Robohnya Pesantren Sidoarjo, Kemenag Yogyakarta Perketat Pemeriksaan Ponpes

oleh -36 Dilihat

Kemenag Yogyakarta Proaktif Gelar Pemeriksaan, Pastikan Keselamatan dan Kelayakan Bangunan Pesantren

Yogyakarta Menyusul insiden robohnya bangunan pesantren di Sidoarjo yang mencoreng hati publik, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta tak tinggal diam. Pihak Kemenag secara resmi menyatakan komitmennya untuk terus melakukan pemeriksaan rutin dan mendalam terhadap seluruh pondok pesantren di wilayahnya. Langkah proaktif ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan sebuah ikhtiar nyata untuk memastikan keselamatan dan keamanan para santri serta seluruh warga pesantren menjadi yang utama.

Insiden Robohnya Pesantren Sidoarjo, Kemenag Yogyakarta Perketat Pemeriksaan Ponpes
Insiden Robohnya Pesantren Sidoarjo, Kemenag Yogyakarta Perketat Pemeriksaan Ponpes

Baca Juga : Truk Tronton Parkir Di Badan Jalan Tewaskan Pengendara Motor Di Jogja-Wates

Ahmad Shidqi, Kepala Kemenag Kota Yogyakarta, menegaskan bahwa program inspeksi ini memiliki dua fokus utama. Pertama, untuk mengantisipasi keruntuhan bangunan akibat ketidaklayakan struktur, seperti yang terjadi di Sidoarjo. Kedua, dan yang tak kalah penting, adalah upaya memitigasi risiko kerusakan akibat bencana alam, mengingat Yogyakarta merupakan daerah yang rawan terhadap guncangan gempa bumi.

“Kewaspadaan kita harus lebih tinggi. Kami tidak ingin menunggu insiden terjadi untuk kemudian bertindak. Pencegahan adalah kunci utamanya,” tegas Shidqi dalam sebuah wawancara eksklusif di Balaikota Yogyakarta.

Belajar dari Sejarah: Gempa 2006 Sebagai Batu Uji

Shidqi mengungkapkan bahwa dunia pesantren di Yogyakarta telah melalui ujian nyata yang menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, yaitu Gempa Bumi dahsyat pada tahun 2006. Tragedi tersebut, meskipun meninggalkan duka yang mendalam, juga memberikan peta jalan yang jelas mengenai ketahanan struktur bangunan.

“Secara tidak langsung, gempa 2006 telah menjadi ‘stress test’ atau uji ketahanan alami bagi bangunan-bangunan yang ada. Pesantren yang masih berdiri kokoh pasca gempa itu, dapat kami katakan memiliki struktur yang andal dan layak,” papar Shidqi.

Ia menambahkan keyakinannya terhadap pesantren-pesantren yang dibangun pasca 2006. “Era pembangunan setelah 2006, kesadaran akan konstruksi tahan gempa sudah jauh lebih baik. Saya yakin, para pengelola pesantren telah memperkuat struktur bangunannya dengan standar yang lebih tinggi, karena kita semua hidup dengan kesadaran penuh bahwa kita tinggal di kawasan rawan gempa.”

Evaluasi Menyeluruh dan Kolaborasi dengan Ahli

Menanggapi pertanyaan mengenai potensi temuan bangunan yang kurang layak, Shidqi menyatakan bahwa pihaknya sedang berada dalam tahap evaluasi dan inventarisasi yang komprehensif. Langkah ini tidak dilakukan sendirian. Kemenag Kota Yogyakarta berencana menggandeng berbagai pihak yang berkompeten di bidang struktur dan rekayasa bangunan.

“Kami akan melibatkan para ahli, seperti insinyur sipil dan tim dari BPBD, untuk melakukan penilaian teknis. Tujuannya jelas: untuk memastikan tingkat keselamatan (safety) setiap bangunan pesantren benar-benar terjamin. Ini adalah upaya kolektif untuk melindungi aset bangsa kita, yaitu para santri,” jelasnya.

Landasan Hukum dan Keragaman Karakter Pesantren

Saat ini, tercatat 36 pesantren yang telah terdaftar secara resmi di Kota Yogyakarta. Pendaftaran ini merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Shidqi menegaskan bahwa bagi pesantren yang belum terdaftar, proses perizinan dan pendaftaran masih terus didampingi dan difasilitasi oleh Kemenag.

Lebih jauh, Shidqi menggarisbawahi keragaman karakteristik pesantren yang menjadi kekuatan sekaligus tantangan. Landskap pesantren di Yogyakarta sangat berwarna. Ada yang menampung puluhan santri, ada pula yang menaungi ribuan. Tentu saja, perlakuan dan fasilitas yang dapat diberikan oleh pesantren dengan skala kecil dan besar akan berbeda, mulai dari sarana, prasarana, hingga kapasitas pengelolaannya.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.