Waspada Leptospirosis! Dinkes Yogyakarta Catat 5 Kematian, Masyarakat Diminta Jaga Kebersihan Lingkungan
Yogyakarta — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat lima kasus kematian akibat leptospirosis sejak awal tahun 2025 hingga awal Juli ini. Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Leptospira ini kembali menjadi sorotan serius, terutama di musim hujan dan wilayah dengan sanitasi buruk.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menjelaskan bahwa leptospirosis menyebar melalui air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan, terutama tikus, dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka di kulit atau selaput lendir (mata, hidung, mulut).
“Dari total kasus yang tercatat, lima di antaranya meninggal dunia karena terlambat mendapat penanganan. Ini jadi pengingat penting bagi masyarakat untuk waspada, terutama saat ada genangan air atau banjir,” ujar Emma, Selasa (9/7/2025).
Peningkatan Kasus di Kawasan Permukiman Padat
Emma mengungkapkan, sebagian besar kasus ditemukan di wilayah dengan permukiman padat penduduk dan drainase kurang baik, seperti di Kecamatan Tegalrejo dan Mantrijeron. Faktor lingkungan, seperti banyaknya genangan air, saluran mampet, serta tingginya populasi tikus, disebut sebagai pemicu utama.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala awal leptospirosis, seperti:
-
Demam tinggi tiba-tiba
-
Sakit kepala
-
Nyeri otot (terutama betis)
-
Mual dan muntah
-
Mata memerah
-
Urine berwarna gelap
“Gejala bisa mirip dengan demam berdarah atau flu. Tapi jika ada riwayat kontak dengan air kotor atau luka terbuka, harus segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit,” tegasnya.

Baca juga: Dinkop UKM Sleman Memperbanyak Pelatihan Pemasaran Kepada Pelaku UMKM
Langkah Pencegahan: Bersih-Bersih dan PSN
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Kota Yogyakarta memperkuat gerakan pemberantasan sarang tikus dan promosi hidup bersih sehat (PHBS). Penyuluhan dilakukan rutin melalui kelurahan dan RT, serta edukasi ke sekolah-sekolah.
Petugas kesehatan juga turun ke lapangan melakukan penyemprotan disinfektan dan pembagian antiseptik luka di kawasan rawan.
“Kita perlu gotong royong menjaga kebersihan lingkungan, menutup makanan dengan rapat, dan menghindari kontak langsung dengan air banjir atau selokan,” tambah Emma.
Pemkot Ajak Semua Pihak Bersinergi
Pemerintah Kota Yogyakarta juga meminta dukungan lintas sektor, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan BPBD, untuk memastikan lingkungan warga tetap bersih dan aman selama musim hujan. Selain itu, pemkot mendorong partisipasi masyarakat dalam program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) dan bank sampah, untuk mengurangi potensi wabah penyakit berbasis lingkungan.