, ,

Sri Sultan dan Politik Rasa Kepemimpinan yang Turun ke Jalan di Tengah Gelapnya Malam

oleh -187 Dilihat

Sultan HB X Turun Langsung, Temui Massa Demo di Polda DIY di Tengah Malam: “Mari Sama-Sama Pulang, Kita Sudah Capek”

Yogyakarta- Di tengah temaram lampu dan suasana malam yang telah larut, sebuah kejadian langka dan penuh makna terjadi di halaman Mapolda DIY. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, hadir secara langsung untuk menemui ratusan massa aksi yang masih berdemo pada dini hari, Jumat.

Sri Sultan dan Politik Rasa Kepemimpinan yang Turun ke Jalan di Tengah Gelapnya Malam
Sri Sultan dan Politik Rasa Kepemimpinan yang Turun ke Jalan di Tengah Gelapnya Malam

Baca Juga :  Keraton Yogyakarta Mulai Gelar Rangkaian Sakral Garebeg Maulud

Kedatangan Sang Raja Keraton Ngayogyakarta ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah pendekatan yang humanis dan bijaksana untuk meredakan ketegangan serta mendengarkan suara rakyatnya.

Menghargai Perjuangan, Mengutuk Kekerasan

Dengan tenang dan penuh wibawa, Sultan menyapa para demonstran yang terdiri dari mahasiswa, driver ojol (ojek online), dan warga lainnya. Dalam orasinya yang spontan dan penuh empati, Sultan menyatakan penghargaannya yang setinggi-tingginya atas semangat dan kepedulian yang ditunjukkan massa aksi.

“Saudara-saudaraku semuanya, warga masyarakat Jogja, baik para mahasiswa maupun teman-teman dari ojol, dan warga yang lain. Dalam kesempatan pagi hari ini (dini hari), saya Hamengku Buwono X perlu menyampaikan, saya menghargai apa yang Anda semua lakukan,” ujar Sultan, membuka dialog.

Beliau menyetujui bahwa aspirasi yang diperjuangkan massa adalah bagian dari keinginan bersama untuk mematangkan demokrasi di Indonesia. “Saya pun sepakat dengan itu. Hanya, saya berharap demokratisasi itu dilakukan dengan baik untuk mendidik kita semua, termasuk diri saya pun juga,” tuturnya tegas.

Sultan dengan jelas menegaskan identitas Yogyakarta yang menjunjung tinggi perdamaian. “Di Jogjakarta ini, tidak ada kebiasaan selalu terjadi kekerasan-kekerasan di dalam membangun demokratisasi,” katanya, sembari mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi.

Duka Cita untuk Affan dan Janji Pembebasan Tahanan

Momen paling mengharukan adalah ketika Sultan menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya driver ojol, Affan Kurniawan, yang menjadi korban dalam aksi unjuk rasa. Dengan nada prihatin, Sultan bertanya, “Kenapa selalu ada korban dalam membangun demokratisasi?”

Sebagai bentuk komitmennya untuk meredakan situasi, Sultan mengumumkan kabar baik. Berdasarkan kesepakatan dengan Kapolda DIY, sebanyak 8 orang pendemo yang sebelumnya diamankan akan segera dibebaskan. “Bersama saya ada 8 orang. Yang itu semua adalah teman-teman anda. Saya kembalikan kepada saudara-saudara,” ujarnya disambut sorak-sorai massa. Langkah ini diharapkan dapat menjadi pintu pembuka untuk dialog yang jujur dan terbuka.

Ajakan Pulang dan Janji Tindak Lanjut Aspirasi

Menyadari waktu yang sudah sangat larut dan kelelahan yang melanda semua pihak, Sultan dengan bijak mengajak seluruh massa untuk membubarkan diri. “Saya kira itu yang bisa saya sampaikan karena waktunya juga sudah jam 1 malam ini. Mari kita sama-sama pulang dan tidur. Kita sudah capek, semuanya ada di sini,” ajaknya dengan nada seperti seorang bapak yang menasihati anaknya.

Namun, ajakan pulang ini disertai dengan jaminan konkret. Sultan menyatakan kesediaannya untuk menjadi penyambung lidah aspirasi rakyat Yogyakarta kepada pemerintah pusat. Ia meminta agar aspirasi tersebut dirumuskan dalam bentuk surat yang formal.

“Jadi kalau tenaga saya, pikiran saya dibutuhkan, silakan. Tapi saya harus dapat suratnya, karena surat itu sebagai dasar saya untuk mendiskusikan dengan pemerintah pusat. Silakan,” jelasnya. Bahkan, beliau mengundang perwakilan untuk datang ke kantornya. “Tapi kalau datang ke kantor saya, sekarang serahkan surat ya, 2-3 orang saja. Silakan.”

Komitmen untuk Dialog, Bukan Konfrontasi

Sultan menegaskan bahwa Jogja adalah “lembaga pendidikan” yang menghargai hak-hak warganya dan segala persoalan harus diselesaikan melalui jalan dialog. “Sehingga harapan saya, kami selalu punya diskusi, punya dialog,” ujarnya.

Kedatangannya yang langsung dari Bandara setelah melakukan perjalanan dari Jakarta memperlihatkan komitmennya yang tinggi untuk langsung turun tangan. “Bagaimanapun saya ingin mendengar apa yang sebetulnya terjadi di Jogja,” sambungnya.

Dengan dibebaskannya 8 pendemo dan komitmen Sultan untuk meneruskan aspirasi, suasana yang sempat tegas pun melunak. Massa aksi akhirnya membubarkan diri dengan tenang, membawa harapan baru bahwa suara mereka didengar dan akan diperjuangkan oleh pemimpin mereka sendiri. Sebuah malam yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang bijak dan komunikasi yang humanis adalah kunci menyelesaikan gejolak.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.