, ,

Parade Militer di Beijing China Tunjukkan Kekuatan dengan Rudal Antarbenua DF-5C

oleh -94 Dilihat

Mengguncang Dunia: Rudal Nuklir Terbaru China Diklaim Bisa Jangkau Amerika dan Eropa!

Yogyakarta- Dunia kembali dibuat waspada dengan unjuk kekuatan militer terbaru dari China. Dalam parade militer kolosal yang digelar di Lapangan Tiananmen, Beijing, China memperkenalkan salah satu inovasi paling mengesankan dalam persenjataan strategisnya: rudal balistik antarbenua Dongfeng-5C DF-5C. Rudal ini diklaim mampu menjangkau wilayah Amerika Serikat hingga Eropa Barat—sebuah lonceng peringatan bagi kekuatan global lainnya.

Parade Militer di Beijing China Tunjukkan Kekuatan dengan Rudal Antarbenua DF-5C
Parade Militer di Beijing China Tunjukkan Kekuatan dengan Rudal Antarbenua DF-5C

Baca Juga : Jadwal Dan Harga Tiket KA Prameks Jogja – Kutoarjo 1-7 September 2025

Rudal Strategis Super Jarak Jauh

DF-5C merupakan generasi terbaru dari keluarga rudal Dongfeng yang sudah lama dikenal sebagai tulang punggung kekuatan nuklir strategis China. Versi terbaru ini, menurut analis militer Alexander Neill dalam wawancara dengan BBC, memiliki kemampuan jauh melampaui pendahulunya. Rudal ini dirancang untuk menjangkau jarak hingga lebih dari 20.000 kilometer, memungkinkan China untuk menargetkan wilayah mana pun di muka bumi dengan presisi tinggi.

Tak hanya soal jangkauan, DF-5C juga dilengkapi dengan kemampuan MIRV (Multiple Independently targetable Reentry Vehicles), yaitu teknologi yang memungkinkan satu rudal membawa hingga 12 hulu ledak nuklir sekaligus, yang dapat menyerang beberapa target berbeda dalam satu peluncuran. Ini menjadikan DF-5C sebagai senjata strategis dengan daya hancur dan jangkauan luar biasa.

Teknologi Modern dan Efisiensi Taktis

Rudal DF-5C menggunakan sistem propulsi berbahan bakar cair dua tahap, dengan peluncuran yang dilakukan dari silo bawah tanah—fasilitas tersembunyi yang dirancang untuk melindungi rudal dari serangan musuh dan meningkatkan kesiapan peluncuran. Menurut Profesor Yang Chengjun, pakar nuklir dan teknologi rudal dari China, rudal ini memiliki waktu persiapan peluncuran yang lebih singkat dan respons lebih cepat dibanding versi sebelumnya.

Artinya, China kini tidak hanya memiliki rudal dengan jangkauan global, tetapi juga dengan kemampuan peluncuran yang lebih efisien dan sulit diantisipasi. Ini secara langsung memperkuat posisi China dalam doktrin serangan balasan nuklir (second-strike capability), yaitu kemampuan untuk tetap membalas serangan nuklir meski telah diserang lebih dulu.

Parade Militer dan Pesan Geopolitik

Pameran kekuatan ini tidak terjadi begitu saja. Parade militer di Beijing kali ini digelar untuk memperingati 80 tahun kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II, dan menjadi ajang penting bagi pemerintah Tiongkok untuk menunjukkan posisi strategisnya di panggung global.

Acara tersebut dihadiri oleh 26 kepala negara, termasuk tokoh besar seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, menambah bobot simbolik acara tersebut sebagai pernyataan kekuatan China kepada dunia.

Lebih dari sekadar peringatan sejarah, parade ini menjadi panggung bagi Presiden Xi Jinping untuk menegaskan dominasi dan kesiapan militer negaranya. Di samping DF-5C, China juga memamerkan berbagai teknologi militer mutakhir lainnya, seperti kendaraan luncur hipersonik, drone berbentuk anjing robotik, rudal jelajah antikapal, rudal darat-mobile, dan kendaraan bawah laut tanpa awak.

Dunia Perlu Waspada

Kemunculan DF-5C dan parade militer yang menyertainya tidak bisa dilepaskan dari konteks ketegangan geopolitik global yang terus meningkat. Dengan kemampuan jangkauan global dan daya hancur luar biasa, rudal ini menjadi simbol nyata dari pergeseran keseimbangan kekuatan strategis dunia.

Beberapa pengamat menilai bahwa langkah ini merupakan sinyal kuat bagi Amerika Serikat dan negara-negara NATO, bahwa China kini memiliki kemampuan pencegah nuklir (nuclear deterrent) yang setara—atau bahkan melampaui—negara-negara besar lainnya.

Respons Internasional dan Reaksi Negara-Negara Barat

Sementara China memperlihatkan kekuatannya, negara-negara Barat mulai mengambil langkah strategis. Amerika Serikat langsung menggelar pertemuan keamanan tingkat tinggi di Pentagon untuk membahas respons terhadap perkembangan ini. Pentagon menyebut penguatan arsenal nuklir China sebagai “eskalasi signifikan” dalam dinamika global.

Di sisi lain, NATO menyatakan keprihatinan atas meningkatnya potensi konfrontasi nuklir. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menegaskan bahwa aliansi tersebut akan memperkuat sistem pertahanan rudal di wilayah Eropa Timur. Tujuannya bukan untuk menyerang, melainkan untuk menjaga keseimbangan kekuatan dan menjamin keamanan negara-negara anggota.

Strategi Balasan dan Perlombaan Teknologi

Tak hanya memperketat pertahanan, negara-negara pesaing China kini berlomba dalam pengembangan teknologi rudal dan sistem pertahanan canggih. Amerika Serikat, misalnya, mempercepat proyek rudal hipersonik serta memperluas sistem peringatan dini berbasis satelit. Inggris dan Prancis pun mengikuti langkah serupa dengan memperbarui sistem nuklir strategis mereka.

Hal ini menandakan perubahan cepat dalam postur keamanan regional di Asia Pasifik.

Ketegangan yang Bisa Memicu Perubahan Tatanan Global

Namun, ketegangan ini bukan hanya soal senjata dan pertahanan. Dunia saat ini menghadapi risiko eskalasi konflik yang lebih luas. Setiap langkah militer yang diambil oleh satu pihak, bisa mendorong reaksi berantai dari pihak lain. Akibatnya, stabilitas global bisa terguncang.

Lebih jauh lagi, kemunculan DF-5C bisa memicu babak baru dalam perlombaan senjata global. Negara-negara yang sebelumnya menahan diri, kini mulai mempertimbangkan kembali kebijakan non-proliferasi mereka.

Kesimpulan: Dunia Menuju Titik Kritis

Dengan memperkenalkan DF-5C, China tidak hanya menunjukkan keunggulan teknologinya, tetapi juga mengirimkan pesan kuat bahwa mereka siap bersaing dalam arena kekuatan global. Sementara itu, negara-negara lain kini menghadapi dilema besar: memperkuat pertahanan mereka atau mendorong diplomasi untuk meredam ketegangan.

Meski unjuk kekuatan ini mengundang kekhawatiran, dunia masih memiliki peluang untuk mencegah konflik lebih besar.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.