Nadiem Makarim Jalani Pemeriksaan Perdana sebagai Saksi Kasus Korupsi Chromebook
Jakarta, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menghadiri pemeriksaan perdana sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook untuk program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di lingkungan Kemendikbudristek. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada [tanggal pemeriksaan], menandai babak baru dalam penyelidikan kasus yang telah menyeret sejumlah pejabat dan pihak terkait.
Latar Belakang Kasus Korupsi Chromebook
Kasus ini bermula dari pengadaan lebih dari 1,7 juta unit Chromebook senilai Rp 1,3 triliun pada tahun 2021, yang ditujukan untuk mendukung pembelajaran daring di sekolah-sekolah selama pandemi COVID-19. Namun, proyek ini diduga terkait mark-up harga, manipulasi dokumen, dan penyimpangan proses tender, sehingga menimbulkan kerugian negara.
KPK telah menetapkan beberapa tersangka, termasuk pejabat di lingkungan Kemendikbudristek dan pihak swasta yang terlibat dalam proyek tersebut. Nadiem dipanggil sebagai saksi untuk memberikan keterangan terkait kebijakan pengadaan, proses tender, dan alur pengawasan proyek di bawah kementerian yang dipimpinnya.
Proses Pemeriksaan Nadiem Makarim
Dalam pemeriksaan yang berlangsung, Nadiem memenuhi panggilan KPK dan memberikan keterangan seputar:
-
Dasar hukum pengadaan Chromebook
-
Proses seleksi vendor dan penetapan harga
-
Peran pengawasan internal Kemendikbudristek
-
Koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas
Setelah keluar dari gedung KPK, Nadiem menyatakan bersikap kooperatif dan siap mendukung proses hukum. “Saya menghormati proses hukum yang berjalan dan akan memberikan informasi yang dibutuhkan,” ujarnya kepada awak media.

Baca juga: Pemkab Bantul Konsisten Bela Mbah Tupon Hadapi Gugatan Terkait Kasus Tanah
Reaksi Publik dan Dampak Politik
Kasus ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat, terutama karena Nadiem merupakan salah satu menteri termuda dan paling populer di Kabinet Indonesia Maju. Beberapa pihak mempertanyakan sejauh mana keterlibatannya, sementara yang lain menekankan bahwa sebagai pimpinan kementerian, ia harus memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap proyek negara.
Di sisi lain, sejumlah pengamat politik menyoroti bahwa kasus ini bisa menjadi ujian bagi pemerintahan Jokowi dalam menjaga citra bebas korupsi, terutama di sektor pendidikan yang sensitif.
Apa Langkah Selanjutnya?
KPK akan menganalisis keterangan Nadiem dan membandingkannya dengan bukti lain, termasuk dokumen pengadaan dan kesaksian para tersangka. Jika ditemukan indikasi kelalaian atau pelanggaran, bukan tidak mungkin status Nadiem bisa berubah dari saksi menjadi tersangka. Namun, sejauh ini KPK belum memberikan pernyataan lebih lanjut.
Sementara itu, Kemendikbudristek memastikan bahwa program-program pendidikan tetap berjalan normal, termasuk distribusi peralatan teknologi untuk sekolah.
Pelajaran dari Kasus Ini
Kasus korupsi Chromebook mengingatkan kita bahwa pengawasan ketat dan sistem tender yang transparan sangat penting, terutama dalam proyek-proyek pendidikan yang menyangkut masa depan anak bangsa. Masyarakat pun diharapkan terus kritis dan aktif memantau penggunaan anggaran negara.
Apa pendapatmu?
Bagaimana menurutmu tentang kasus ini? Apakah Nadiem seharusnya bertanggung jawab jika terbukti ada penyimpangan di bawah kepemimpinannya? Berikan komentarmu di bawah!