, ,

Gelombang Kepanikan Menerjang Karangwuni EWS Tsunami Berdering 20 Menit di Tengah Malam

oleh -54 Dilihat

Sirine Tsunami Eror di Tengah Malam, Warga Kulonprogo Berhamburan Mengungsi

Yogyakarta- Suasana tenang menjelang tengah malam di Kalurahan Karangwuni, Kapanewon Wates, Kulon Progo, tiba-tiba terusik oleh suara mencekam yang memecah kesunyian. Sirine peringatan dini tsunami (Early Warning System/EWS) tiba-tiba meraung-raung keras, mengguyur kawasan pesisir selatan itu dengan gelombang kepanikan. Selama hampir 20 menit, suara itu tak kunjung berhenti, memicu aksi penyelamatan diri warga yang ketakutan.

Gelombang Kepanikan Menerjang Karangwuni EWS Tsunami Berdering 20 Menit di Tengah Malam
Gelombang Kepanikan Menerjang Karangwuni EWS Tsunami Berdering 20 Menit di Tengah Malam

Baca Juga : Puluhan Potongan Tubuh Manusia Ditemukan Tersebar di Semak Dusun Pacet Selatan, Mojokerto

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 23.15 WIB itu berhasil membuat jantung berdebar-debar

Warga yang sudah terlelap atau sedang beristirahat di rumahnya langsung terbangun dan siaga. “Iya, bunyinya lumayan kencang sampai bikin masyarakat kaget,” ucap Lurah Karangwuni, Anwar Musadad, saat dikonfirmasi mengenai kejadian tersebut.

Kekhawatiran akan gelombang tsunami yang mengancam nyata, mengingat lokasi Karangwuni yang berdekatan dengan garis pantai Selatan Jawa, mendorong insting warga untuk menyelamatkan diri. Tanpa pikir panjang, beberapa dari mereka langsung bergegas meninggalkan rumah, berupaya mencari lokasi yang lebih tinggi dan aman. “Bahkan ada warga yang sudah pergi evakuasi diri ke tempat aman,” tutur Anwar.

Sementara sebagian warga memilih mengungsi, kelompok lain justru mendatangi sumber suara: Kantor Balai Kalurahan Karangwuni. Dengan perasaan was-was, mereka ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi. “Ya, ada cukup banyak yang datang ke sini buat memastikan karena memang bunyi sirine tak kunjung mati. Akhirnya kami telepon BPBD untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi,” jelas Anwar lebih lanjut.

Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo pun segera diterjunkan ke lokasi

Setelah melakukan pemeriksaan mendalam terhadap perangkat EWS, penyebab keributan itu akhirnya terungkap. Bukan karena adanya gempa atau ancaman tsunami, melainkan akibat kerusakan sistem atau eror pada alat peringatan dini tersebut.

Komandan TRC BPBD Kulon Progo, Sunardi, menjelaskan, “Bunyi sirine peringatan tsunami muncul akibat eror sistem. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 23.15 WIB hingga 23.35 WIB.” Ia dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada peristiwa kebencanaan apa pun yang memicu sirine berbunyi.

Hingga berita ini diturunkan, investigasi untuk menemukan akar penyebab kerusakan masih terus dilakukan. Sunardi menambahkan, “Untuk penyebab masih menunggu hasil pemeriksaan oleh vendor penyedia EWS.” Pihaknya berkomitmen untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan, guna menghindari kepanikan yang tidak perlu.

Kejadian ini menyisakan cerita tentang betapa rentannya masyarakat pesisir terhadap ancaman bencana, sekaligus menguji kesiapan dan keandalan sistem peringatan dini yang menjadi harapan pertama mereka. Meskipun berakhir dengan kelegaan, malam penuh drama itu menjadi pengingat pentingnya pemeliharaan rutin dan sosialisasi protokol kebencanaan yang jelas kepada masyarakat.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.