Yogyakarta — Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus memperkuat posisinya sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia dengan mengembangkan konsep layanan dasar ramah Muslim di berbagai titik wisata. Langkah ini sejalan dengan tren pariwisata global yang menempatkan wisata halal dan ramah Muslim sebagai salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, mengatakan bahwa pengembangan layanan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan Muslim, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, tanpa mengurangi nilai keterbukaan dan inklusivitas pariwisata Yogyakarta.
“Kita tidak hanya fokus pada keindahan alam dan kekayaan budaya, tapi juga memastikan wisatawan Muslim merasa nyaman, aman, dan terlayani dengan baik selama berkunjung,” ujar Singgih di Yogyakarta, Senin (11/8/2025).
Fasilitas Ramah Muslim di Berbagai Destinasi
Selain itu, pemerintah daerah juga mendorong sertifikasi halal bagi restoran, rumah makan, dan pedagang kuliner di sekitar objek wisata.
Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha
Pengembangan layanan ramah Muslim ini dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha pariwisata, dan komunitas masyarakat. Pemilik hotel, pengelola destinasi, hingga pemandu wisata diberikan pelatihan terkait pelayanan ramah Muslim, termasuk pengetahuan dasar etika dan kebutuhan khusus wisatawan.

Baca juga: Kesbangpol Sebut Tingkat Pendidikan Redam Gejolak Sosial Demo di Yogyakarta
“Kami menggandeng asosiasi hotel dan restoran untuk memastikan pelayanan ramah Muslim menjadi standar baru, bukan sekadar fasilitas tambahan,” jelas Singgih.
Potensi Pasar Wisata Muslim
Langkah ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Global Muslim Travel Index (GMTI), potensi pasar wisata Muslim dunia pada 2024 mencapai lebih dari 230 juta wisatawan, dengan proyeksi pertumbuhan terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia sendiri termasuk negara dengan peringkat tinggi dalam penyediaan wisata ramah Muslim.
Tidak Mengurangi Inklusivitas
Singgih menegaskan bahwa pengembangan layanan ramah Muslim di DIY tidak berarti membatasi ruang bagi wisatawan non-Muslim.
“Konsep ini justru memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi yang ramah, toleran, dan menghargai kebutuhan wisatawan dari berbagai latar belakang,” tambahnya.
Respons Positif Wisatawan
Mereka juga merasa lebih tenang saat membeli makanan karena adanya label halal yang jelas.