Yogyakarta – Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah memfokuskan strategi untuk meningkatkan kontribusi belanja wisatawan asal Tiongkok di Yogyakarta. Langkah ini dilakukan dengan melihat tren positif kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pasca-pandemi, di mana pasar Tiongkok dinilai memiliki potensi ekonomi yang cukup besar bagi sektor pariwisata lokal.
Potensi Pasar Wisatawan Tiongkok
Kepala Dispar DIY mengungkapkan, wisatawan asal Tiongkok termasuk dalam kategori wisatawan dengan tingkat belanja yang tinggi ketika berlibur. Tidak hanya pada sektor akomodasi, mereka juga banyak menghabiskan dana di sektor kuliner, belanja oleh-oleh, hingga atraksi budaya.
“Yogyakarta memiliki daya tarik kuat bagi wisatawan Tiongkok, mulai dari Candi Borobudur, Prambanan, hingga keragaman budaya Jawa. Kami ingin mereka tidak hanya datang, tapi juga berbelanja lebih banyak di sini,” ujarnya.
Strategi Peningkatan Belanja Wisatawan
Untuk membidik kenaikan belanja, Dispar DIY menyiapkan beberapa strategi, di antaranya:
-
Meningkatkan kualitas destinasi wisata, termasuk penyediaan layanan yang ramah dan terstandar internasional.
-
Menggandeng pelaku UMKM lokal, agar produk kerajinan, batik, dan kuliner khas bisa lebih mudah diakses wisatawan Tiongkok.
-
Mengoptimalkan digital marketing, khususnya pada platform yang populer di Tiongkok, guna mempromosikan paket wisata belanja dan budaya.
-
Pelatihan SDM pariwisata, seperti penyediaan pemandu wisata berbahasa Mandarin agar komunikasi dengan wisatawan lebih mudah.

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Jogja Ini Wilayah Paling Berisiko Banjir & Longsor
Belanja Wisata dan Dampak Ekonomi
Berdasarkan data Dispar DIY, rata-rata wisatawan mancanegara mengeluarkan belanja sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta per kunjungan. Namun, wisatawan Tiongkok diyakini mampu berkontribusi lebih tinggi, terutama jika difasilitasi dengan destinasi wisata belanja yang terintegrasi.
“Kenaikan belanja wisatawan akan berdampak langsung pada perekonomian daerah, khususnya UMKM, sektor transportasi, hingga pengelola destinasi,” kata Kepala Dispar DIY.
Sinergi dengan Pelaku Industri Pariwisata
Dispar DIY menegaskan pentingnya kolaborasi dengan asosiasi hotel, restoran, travel agent, serta pusat perbelanjaan. Dengan sinergi ini, wisatawan Tiongkok diharapkan tidak hanya berkunjung sebentar, tetapi juga memiliki pengalaman lengkap dan meninggalkan jejak ekonomi yang lebih besar di Yogyakarta.
Harapan untuk Tahun 2025
Dengan target yang sudah ditetapkan, Dispar Yogyakarta optimistis bahwa tahun 2025 bisa menjadi momentum untuk mendongkrak belanja wisatawan Tiongkok. Selain itu, strategi ini juga diharapkan dapat memperkuat citra Yogyakarta sebagai destinasi budaya sekaligus wisata belanja di Indonesia.
“Target kami bukan hanya jumlah kunjungan, tetapi juga kualitas kunjungan. Artinya, setiap wisatawan yang datang bisa memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Yogyakarta,” pungkasnya.