Ombudsman DIY Selidiki Dugaan Pungutan Seragam di MAN, Orang Tua Siswa Keluhkan Biaya
Yogyakarta – Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah melakukan penyelidikan terhadap dugaan pungutan biaya seragam di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di wilayah Yogyakarta. Laporan ini muncul setelah sejumlah orang tua siswa mengeluhkan adanya kewajiban membeli seragam sekolah dengan harga tertentu yang dinilai memberatkan.
Laporan dari Wali Murid
Kepala Ombudsman DIY, mengatakan pihaknya menerima laporan dari beberapa wali murid yang merasa keberatan dengan sistem pengadaan seragam.
“Para orang tua mengeluhkan harga seragam yang ditetapkan pihak sekolah tanpa adanya alternatif pilihan. Ini kami anggap perlu diselidiki lebih dalam, apakah termasuk pungutan liar atau tidak sesuai aturan,”.
Aturan Tentang Seragam Sekolah
Menurut Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014, pengadaan seragam sekolah seharusnya menjadi pilihan bebas bagi orang tua, tanpa kewajiban membeli dari pihak sekolah. Ombudsman pun tengah memeriksa apakah kebijakan yang diterapkan di MAN tersebut melanggar regulasi ini.
Baca juga: Yogyakarta Targetkan 98.517 Pelajar SD-SMA Jalani CKG
Langkah Investigasi Ombudsman
Ombudsman DIY telah mengirimkan tim untuk melakukan klarifikasi langsung ke pihak sekolah dan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) DIY. Mereka juga mengumpulkan bukti berupa nota pembayaran, daftar harga, serta keterangan dari wali murid.
“Kami memastikan semua proses berjalan objektif. Jika terbukti ada pelanggaran, rekomendasi tegas akan segera dikeluarkan,”.
Respons Pihak Sekolah
Hingga saat ini, pihak MAN yang dimaksud belum memberikan pernyataan resmi. Namun, sejumlah guru membantah adanya unsur paksaan. Mereka berdalih bahwa penawaran pembelian seragam hanyalah untuk mempermudah orang tua siswa.
Harapan Wali Murid
Beberapa wali murid berharap Ombudsman bisa memberikan solusi agar kebijakan pengadaan seragam di sekolah negeri lebih transparan dan tidak memberatkan.
“Kami hanya ingin punya pilihan bebas, tanpa harus membeli seragam di satu tempat dengan harga yang mahal,” kata salah satu wali murid.
