Drama 12 Jam Evakuasi Truk Tangki Gas Terguling di Gunungkidul, Satu Korban Tewas
Yogyakarta- Sebuah operasi penyelamatan penuh ketegangan dan kehati-hatian tinggi berlangsung selama hampir 12 jam di Jalan Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Operasi ini dipicu oleh kecelakaan tragis yang menimpa sebuah truk tangki besar pengangkut gas LPG yang terguling di depan Rumah Makan Seger Waras, Dusun Karangsari, Kalurahan Nglanggeran, dini hari tadi. Insiden memilukan ini merenggut nyawa seorang pengemudi.

Kecelakaan terjadi pada pukul 02.52 WIB, di saat wilayah itu masih diselimuti kegelapan dan kebanyakan warga terlelap. Truk tangki milik Pertamina yang sarat dengan muatan berbahaya itu dikabarkan sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Wonosari.
Misteri di Tikungan Maut
Menurut keterangan Aiptu Purwanto, Kasi Humas Polsek Patuk, musibah terjadi tepat di sebuah tikungan ke kanan. “Kendaraan diduga mengalami gagal kendali, kemudian oleng dan akhirnya terguling dengan posisi sisi kanan berada di bawah,” ujar Purwanto menerangkan situasi yang membuat ngeri. Posisi tergulingnya truk dengan muatan gas yang sangat mudah terbakar itulah yang kemudian memicu prosedur evakuasi super ketat.
Korban Jiwa dan Luka-luka
Truk tersebut dikemudikan oleh seorang pria berinisial I (45), warga Kalurahan Bejiharjo, Gunungkidul. Didampingi seorang kernet (penumpang) berinisial E (42) yang juga berasal dari daerah yang sama.
Nasib malang menimpa sang pengemudi, I. Ia dilaporkan mengalami luka sangat berat, termasuk putus pada kaki kanannya, dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian perkara (TKP). Jenazahnya kemudian dibawa ke RSUD Wonosari untuk proses lebih lanjut. Sementara itu, E berhasil selamat meski menderita luka-luka serius berupa patah tulang pada lengan kanan dan lecet-lecet di bagian wajah. Korban selamat ini kini menjalani perawatan intensif di RSUD Wonosari dalam kondisi yang sadar.
Operasi Senyap: 12 Jam di Ujung Tali
Proses evakuasi bukanlah perkara mudah. Kanit Lantas Polsek Patuk, Iptu Paryadi, mengungkapkan bahwa operasi penyelamatan dimulai pada Sabtu (20/9) sore pukul 15.00 WIB dan baru benar-benar berhasil pada Minggu (21/9) dini hari pukul 03.20 WIB.
“Kenapa bisa selama itu? Jawabannya adalah kehati-hatian ekstra. Kita berhadapan dengan tangki berisi 15.000 liter gas LPG. Satu percikan api kecil saja bisa berakibat fatal, memicu ledakan dahsyat,” tegas Paryadi, menggambarkan betapa berbahayanya situasi yang dihadapi petugas.
Tingkat kesulitan evakuasi memaksa petugas mengambil sejumlah langkah drastis untuk menjamin keamanan. Jaringan listrik di sekitar lokasi terpaksa dipadamkan untuk menghilangkan segala risiko percikan api. Warga yang tinggal di sekitarnya juga diperingati secara ketat untuk tidak menyalakan api atau bahkan merokok.
Yang lebih menegangkan lagi, peralatan evakuasi standar dirasa tidak cukup. Tim terpaksa mendatangkan tali khusus dan peralatan berat dari Cilacap, Jawa Tengah, untuk dapat mengangkat truk tangki raksasa itu dengan aman tanpa menyebabkan kebocoran.
Drama evakuasi 12 jam ini akhirnya berhasil dituntaskan dengan selamat, berkat koordinasi dan profesionalisme dari berbagai pihak termasuk polisi, damkar, petugas Pertamina, dan PLN. Peristiwa ini menjadi pengingat pilu akan betapa berbahayanya mengangkut muatan khusus dan pentingnya keselamatan berkendara, terutama di jalur menikung saat kondisi gelap.





