China Serukan Penyelesaian Damai di Selat Hormuz, Waspadai Dampak Global
BEIJING – Pemerintah China menanggapi ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz dengan seruan diplomatik, menekankan pentingnya menjaga stabilitas kawasan dan keamanan jalur pelayaran internasional. Kementerian Luar Negeri China menyatakan posisinya dalam konferensi pers hari ini (3/7/2025), menyerukan semua pihak untuk “menahan diri dan menyelesaikan sengketa melalui dialog”.
Posisi Resmi China
-
Penolakan terhadap Asep Sepihak: Menyatakan penutupan Selat Hormuz akan melanggar hukum internasional
-
Komitmen pada JCPOA: Mendesak semua pihak kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015
-
Jaminan Energi: Siap aktif berkontribusi dalam mekanisme diplomatik untuk mencegah krisis
Kepentingan Strategis China
-
Ketahanan Energi:
-
42% impor minyak China melewati Selat Hormuz
-
Kontrak jangka panjang dengan Iran senilai $400 miliar terancam
-
-
Inisiatif Belt and Road:
-
Keamanan jalur maritim krusial bagi proyek infrastruktur global China
-
Investasi $120 miliar di Pelabuhan Gwadar Pakistan bisa terdampak
-
-
Stabilitas Pasar:
-
Harga minyak berpotensi ganggu pemulihan ekonomi China pasca-pandemi
-

Baca juga: Nadiem Makarim Jalani Pemeriksaan Perdana Sebagai Saksi Kasus Korupsi Chromebook
Langkah Diplomatik China
✔ Pertemuan Darurat dengan Menlu Iran di Moskow pekan depan
✔ Konsultasi Intensif dengan negara-negara Teluk
✔ Opsi Mediasi melalui forum G20 dan PBB
Analisis Pakar
Prof. Li Wei (Universitas Tsinghua):
“China akan hindari konfrontasi langsung dengan AS, tetapi mungkin perkuat kerja sama militer dengan Rusia sebagai penyeimbang.”
Dampak Potensial bagi China
-
Negatif:
▸ Guncangan pasokan energi
▸ Inflasi impor minyak -
Positif:
▸ Peluang perkuat pengaruh di Timur Tengah
▸ Alasan percepat cadangan strategis
Peringatan China:
“Kami siapkan skenario terburuk, termasuk mengaktifkan jalur pipa alternatif dari Rusia dan Myanmar,” ujar juru bicara Kemenlu.
Laporan ini menyajikan perspektif unik China dengan analisis kepentingan nasional dan strategi diplomasi energi mereka.
Update Terkini:
Kapal induk China Shandong dilaporkan sedang melakukan latihan di Laut China Selatan, diinterpretasikan beberapa pengamat sebagai sinyal kesiapan militer.